Minggu, 18 November 2018

Makalah Media Pembelajaran

PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL




OLEH :
KELOMPOK 2
WA ODE SARTIKA/16010109007
JAMARUDIN/16010109008











PRODI TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KENDARI
2018


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta kami selaku umatnya. Semoga kami mampu meneladani beliau sebagai manusia yang berguna.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Media Pembelajaran dengan judul “Prosedur Pengembangan Modul” Semoga dengan diberikannya tugas ini kami dapat meningkatkan pemahaman tentang mata kuliah pengembangan profesi guru dan dapat meningkatkan kualitas belajar kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan datang.



Kendari, 16 September 2018


Penyusun



DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C.     Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Modul ................................................................................... 3
B.     Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul ...................................................... 5
C.     Karakteristik Modul................................................................................ 5
D.    Prosedur Penyusunan Modul ................................................................. 6
E.     Kelebihan dan kelemahan modul ........................................................... 12
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................ 14
Daftar Pustaka ................................................................................................. 16



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Proses pembelajaran yang dilakukan di bangku sekolah melibatkan guru dan siswa. Guru memberikan materi pelajaran kepada siswa, dan siswa menerima meteri pelajaran tersebut. sudah menjadi kewajiban guru untuk menyampaikan materi kepada siswa dengan sebaik mungkin sehingga materi yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Dalam penyampaian materi kebada siswa, guru dapat menggunakan berbagai macam media. Banyak media yang dapat dipilih oleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Terlebih lagi pada zaman sekarang yang semakin maju, teknologi semakin canggih dan dapat memudahkan kegiatan manusia, termasuk dapat memudahkan proses pembelajaran.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, media pembelajaran dapat dikembangakan terus menerus sehingga lebih baik lagi dari sebelumnya. media pembelajaran ada yang berbasis visual, salah satu media pembelajaran yang termasuk dalam media pembelajaran berbasis visual adalah modul.
 Sebagai calon pendidik, penulis menyadari bahwa memahami media pembelajaran sangatlah penting bagi seorang pendidik, agar dapat melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya dengan baik. Maka dari itu, penulis menyusun makalah yang berjudul “Prosedur Pengembangan Modul”. Dengan di susunnya makalah ini, diharapkan penulis dapat memahami media pembelajaran berupa modul, dan dapat memberikan pemahaman bagi pembaca.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian modul itu?
2.      Apa fungsi dan tujuan penulisan modul?
3.      Apa saja karakteristik modul?
4.      Bagaimana prosedur penulisan modul?
5.      Apa kelebihan dan kelemahan modul?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian  modul.
2.      Mengetahui fungsi dan tujuan penulisan modul.
3.      Mengetahui karakteristik modul.
4.      Mengetahui prosedur penulisan modul.
5.      Mengetahui kelebihan dan kelemahan modul.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Penegertian Modul
Modul ialah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. Tujuan disusunnya modul ialah agar peserta didik dapat menguasai kompetensi yang diajarkan dalam diklat atau kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagi widiaiswara atau guru, modul juga menjadi acuan dalam menyajikan dan memberikan materi selama diklat atau kegiatan pembelajaran berlangsung. Fungsi modul ialah sebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik. Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah dan sistematis. [1]
Modul guru pembelajar adalah substansi materi yang dikemas guna membantu guru mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, terutama kompetensi pedagogic dan kompetensi professional. Modul guru pembelajar berbeda dengan handout, buku teks, atau bahan tertulis lainnya yang sering digunakan dalam kegiatan pelatihan guru, seperti diktat, makalah, atau ringkasan materi/bahan sajian pelatihan. Modul guru pembelajar pada intinya merupakan model bahan belajar (learning material) yang menuntut peserta pelatihan untuk belajar lebih mandiri dan aktif.[2]
Modul adalah satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Menurut Goldschmid,”... module as a self-contained, independent unit of a planned saries of lesrning activities designed to help the student accomplish certain well defined.”... modul sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu.[3]
B.     Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul
Fungsi modul ialah sebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik. Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah daan sistematis. Peserta didik diharapkan dapat menguasai kompetensi yang dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Modul juga diharapkan memberikan petunjuk belajar bagi peserta didik selama mengikuti diklat.[4]
Sistem pengajaran modul dikembangkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem pengajaran tradisional. Selain itu modul juga berfungsi sebagai berikut:
1.        Adanya peningkatan motivasi belajar secara maksimal.
2.        Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta  pelayanan individual yang lebih mantap.
3.        Dapat mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas.
4.         Dapat mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi.[5]
Penulisan modul memiliki tujuan sebagai berikut.
1.      Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
2.       Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun guru/ instruktur.
3.      Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berin- teraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
4.      Memungkinkan siswa atau pebelajar dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
Dengan memerhatikan tujuan-tujuan di atas, modul sebagai bahan ajar akan sama efektifnya dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini tergantung pada proses penulisan modul. Penulis modul yang baik menulis seolah-olah sedang mengajarkan kepada seorang peserta mengenai suatu topik melalui tulisan. Segala sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis saat pembelajaran, dikemukakan dalam modul yang ditulisnya. Penggunaan modul dapat dikatakan sebagai kegiatan tutorial secara tertulis. [6]
C.    Karakteristik Modul
Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar siswa, terutama memberikan umpan balik bagi siswa untuk mencapai ketuntasan belajar. Menurut Wena (2009) modul yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1.      Modul merupakan paket pembelajaran yang bersifat self- instruction;
2.      Pengakuan adanya perbedaan individual belajar;
3.      Membuat rumusan tujuan pembelajaran secara eksplisit;
4.      Adanya asosiasi, stukutur, dan urutan pengetahuan;
5.      Penggunaan berbagai macam media;
6.      Partisipasi aktif dari siswa;
7.      Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa;
8.      adanya evaluasi terhadap pengusaan siswa terhadap hasil belajar.
Sebagai bahan ajar, modul memiliki karakteristik tertentu, yang membedakannya dari bahan ajar yang lain. Menurut Russel (1974) karakteristik modul mencakup hal-hal sebagai berikut.
  1. Self contain,
  2. Bersandar pada perbedaan individu,
  3.  Bersandar pada perbedaan individu,
  4. Pemakaian bermacam-macam media.
  5.  Partisipasi aktif siswa,
  6.  Penguatan langsung, dan
  7. Pengawasan strategi evaluasi.
Menurut Santyasa (2009), ciri-ciri modul adalah sebagai berikut.
1.      Didahului oleh pernyataan sasaran belajar.
2.      Pengetahuan disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menggiring partisipasi siswa secara aktif.
3.      Memuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan.
4.      Memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran.
5.      Memberi peluang bagi perbedaan antar individu siswa.[7]
D.    Prosedur Penyusunan Modul.
Penulisan modul merupakan proses penyusunan materi pembelajaran
yang dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh pebelajar untuk
mencapai kompetensi atau sub kompetensi. Penyusunan modul belajar mengacu pada kompetensi yang terdapat di dalam tujuan yang ditetapkan. Terkait dengan hal tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi/ tujuan untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kompetensi tersebut. Penetapan judul
modul didasarkan pada kompetensi yang terdapat pada garis-garis besar program yang ditetapkan. Analisis kebutuhan modul bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dikembangkan. Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a.       Tetapkan kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar program pembelajaran yang akan disusun modulnya;
b.      Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut;
c.       Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipersyaratkan;
d.      Tentukan judul modul yang akan ditulis
e.       Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal   pengembangan modul[8]
2.      Penyusunan Draft
Penyusunan draft modul merupakan proses penyusunan dan pengorganisasian materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub kompetensi menjadi satu kesatuan yang sistematis. Penyusunan draft modul bertujuan menyediakan draft suatu modul sesuai dengan kompetensi atau sub kompetensi yang telah ditetapkan. Penulisan draft modul dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Tetapkan judul modul
b.      Tetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah selesai mempelajari satu modul
c.       Tetapkan tujuan antara yaitu kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir
d.      Tetapkan garis-garis besar atau outline modul
e.       Kembangkan materi pada garis-garis besar
f.       Periksa ulang draft yang telah dihasilkan
Kegiatan penyusunan draft modul hendaknya menghasilkan draft modul yang sekurang-kurangnya mencakup:
a.       Judul modul; menggambarkan materi yang akan dituangkan di dalam  modul;
b.      Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan mempelajari modul;
c.       Tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari modul;
d.      Materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik;
e.       Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh peserta didik  untuk mempelajari modul;
f.       Soal-soal, latihan, dan atau tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik;
g.      Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai modul;
h.      Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian[9]
3.      Uji Coba
Uji coba draft modul adalah kegiatan penggunaan modul pada peserta terbatas, untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul dalam pembelajaran sebelum modul tersebut digunakan secara umum. Uji coba draft modul bertujuan untuk;
a.       mengetahui kemampuan dan kemudahan peserta dalam memahami dan menggunakan modul;
b.       mengetahui efisiensi waktu belajar dengan menggunakan modul; dan
c.       mengetahui efektifitas modul dalam membantu peserta mempelajari dan menguasai materi pembelajaran.
Untuk melakukan uji coba draft modul dapat diikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Siapkan dan gandakan draft modul yang akan diuji cobakan sebanyak   peserta yang akan diikutkan dalam uji coba.
b.      Susun instrumen pendukung uji coba.
c.       Distribusikan draft modul dan instrumen pendukung uji coba kepada  peserta uji coba.
d.      Informasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji coba dan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta uji coba.
e.        Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen uji coba.
f.       Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukan yang dijaring melalui instrumen uji coba.
Dari hasil uji coba diharapkan diperoleh masukan sebagai bahan penyempurnaan draft modul yang diuji cobakan. Terdapat dua macam uji coba yaitu uji coba dalam kelompok kecil dan uji coba lapangan. Uji coba kelompok kecil adalah uji coba yang dilakukan hanya kepada 2 - 4 peserta didik, sedangkan uji coba lapangan adalah uji coba yang dilakukan kepada peserta dengan jumlah 20 – 30 peserta didik.[10]
4.      Validasi
Validasi adalah proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap kesesuaian modul dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan pengakuan kesesuaian tersebut, maka validasi perlu dilakukan dengan melibatkan pihak praktisi yang ahli sesuai dengan bidang-bidang terkait dalam modul.
Validasi modul bertujuan untuk memperoleh pengakuan atau pengesahankesesuaian modul dengan kebutuhan sehingga modul tersebut layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran. Validasi modul meliputi: isi materi atau substansi modul; penggunaan bahasa; serta penggunaan metode instruksional.
Validasi dapat dimintakan dari beberapa pihak sesuai dengan keahliannya masing-masing antara lain;
a.       ahli substansi dari industri untuk isi atau materi modul;
b.      ahli bahasa untuk penggunaan bahasa; atau
c.       ahli metode instruksional untuk penggunaan instruksional guna mendapatkan masukan yang komprehensif dan obyektif.
Untuk melakukan validasi draft modul dapat diikuti langkah langkah sebagai berikut.
a.       Siapkan dan gandakan draft modul yang akan divalidasi sesuai dengan banyaknya validator yang terlibat.
b.      Susun instrumen pendukung validasi.
c.        Distribusikan draft modul dan instrumen validasi kepada peserta validator.
d.      Informasikan kepada validator tentang tujuan validasi dan kegiatan yang harus dilakukan oleh validator.
e.       Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen validasi.
f.       Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukkan yang dijaring melalui instrumen validasi.
Dari kegiatan validasi draft modul akan dihasilkan draft modul yang mendapat masukkan dan persetujuan dari para validator, sesuai dengan bidangnya. Masukkan tersebut digunakan sebagai bahan penyempurnaan modul.
5.      Revisi
Revisi atau perbaikan merupakan proses penyempurnaan modul
setelah memperoleh masukan dari kegiatan uji coba dan validasi. Kegiatan revisi draft modul bertujuan untuk melakukan finalisasi atau penyempurnaan akhir yang komprehensif terhadap modul, sehingga modul siap diproduksi sesuai dengan masukkan yang diperoleh dari kegiatan sebelumnya, maka
Perbaikan modul harus mencakup aspek-aspek penting penyusunan modul diantaranya yaitu;
a.       Pengorganisasian materi pembelajaran;
b.      Penggunaan metode instruksional;
c.       Penggunaan bahasa; dan
d.      Pengorganisasian tata tulis dan perwajahan.
Mengacu pada prinsip peningkatan mutu berkesinambungan, secara terus menerus modul dapat ditinjau ulang dan diperbaiki.[11] Berikut  ini cara-cara pengembangan modul:


1.      Adaptasi
Modul adaptasi adalah bahan belajar yang dikembangkan berdasarkan buku yang ada di pasaran. Sebelum pelajaran berlangsung, guru,dosen,atau widiaswara mengidentifikasi buku-buku yang ada (di toko bukuatau perpustakaan) yang isisnya relevan dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru, dosen atau widiaswara memilih salah satu buku tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk satu mata pelajaran/diklat. Buku tersebut digunakan dalam kegiatan pemebelajaran secara utuh atau sebagian dengan dilengkapi panduan belajar. Pengembangan panduan belajar bersifat melengkapi buku tersebut dengan semacampetunjuk mempelajarinya.
2.      Kompilasi
Modul kompilasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku-buku yang adadi pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sudah ada sebelumnya. Kompilasi dilakukan oleh guru, dosen atau widiaswara dengan menggunakan garis-garis besar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau silabi yang disusun sebelumnya.
3.      Menulis
Menulis adalah pengembangan modul yang paling ideal.bagi guru, dosen atau widaswara menulis sendiri modul yang dipergunakan dalam pembelajaran adalah pembuktian dirinya sebagai seorang yang professional. Bagi guru, dosen terutama widaswara menulis modul merupakan tugas pokok yang dihargai sebagai kegiatan pengumpulan angka kredit. Angka kredit yang diperoleh guru, dosen atau widiaswara dari kegiatan menulis modulini sangat tinggi nilainya, sehingga akan mengantarkan seorang mencapai jabatan tertinggi.haltersebut sesuai dengan tingkat kesulitan dalam mengerjakannya. Menulis modul memiliki tingkat kesulitan tertinggi disbanding dengan kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu.

E.     Kelebihan dan Kelemahan Modul
1.      Kelebihan
Modul mempunyai kelebihan sebagaimana yang dikemukakan oleh Vembriarto (1981: 25). Kelebihan menggunakan modul dalam proses belajar mengajar antara lain:
a.    Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun guru.
b.    Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi atau gairah belajar, mengembangkan kamampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan belajar.
c.    Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
d.   Siswa lebih aktif belajar.
e.    Guru dapat berperan sebagai pembimbing, bukan semata-mata sebagai pengajar.
f.     Membiasakan siswa untuk percaya pada diri sendiri.
g.    Adanya kompetisi yang sehat antar siswa.
h.    Dapat meringankan beban guru.
i.      Belajar lebih efektif, dan evaluasi perbaikan yang cukup berarti.
j.      Sistem ini dapat menyerap perhatian anak sehingga pelajaran menunjukkan lebih berhasil apabila dibandingkan dengan ceramah.
2.       Kelemahan
Modul mempunyai kelemahan sebagaimana yang dikemukakan oleh Vembriarto (1981: 25). Kelemahan penggunaan modul dalam proses pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Vembriarto antara lain:
a.       Kesukaran pada siswa tidak segera dibatasi.
b.      Tidak semua siswa dapat belajar sendiri, melainkan membutuhkan bantuan guru.
c.       Tidak semua bahan dapat dimodulkan dan tidak semua guru mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul.
d.      Kesukaran penyiapan bahan dan memerlukan banyak biaya dalam pembuatan modul.
e.        Adanya kecenderungan siswa untuk tidak mempelajari modul secara baik.[12]




 BAB III
                                                                         PENUTUP
A.    Rangkuman
Modul adalah satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Fungsi Modul, yaitu:
1.      Adanya peningkatan motivasi belajar secara maksimal.
2.      Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta  pelayanan individual yang lebih mantap.
3.      Dapat mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas.
4.      Dapat mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi.
Ada tiga karakteristik modul, yaitu:
1.      Self Instructional
2.      Self Contained
3.      Stand Alone.
Prinsip pengajaran modul
Menyusun modul tidaklah gampang. Modul harus disesuaikan dengan minat, perhatian dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu penyusunan modul perlu memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan modul. Di antara prinsip-prinsip tersebut menurut Cece Wijaya, dkk (1992: 98) adalah sebagai berikut:
1.        modul sebaiknya di susun manurut prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI)
2.        Penyusunan modul harus lenkap dan dapat mewujudkan kesatuan bulat antara jenis-jenis kegiatan yng harus ditempuh.
3.        modul disusun hendaknya berdasar atas tujuan-tujuan pembelajaran yang jelas dan khusus.
4.        Bahasa modul harus menarik dan selalu merangsang pesrta didik untuk berfikir.
5.        Modul harus memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan dengan tujuan.
6.        Waktu mengerjakan modul sebaiknya berkisar antara 4 sampai 8 jampelajarann.
7.        Modul harus disesuaikan dengan tingkat kemampun peserta didik dan memberi kesempatan peserta didik untuk menyelesaikannya secara individual.
Sistematika Penulisan Modul
Dalam penulisan modul, yang harus menjadi perhatian utama adalah peserta didik. Dengan demikian, dalam merencanakan modul perlu disiapkan hal-hal sebagai berikut:
1.        Pembuatan outline modul yang akan disusun dalam rangka memberikan kerangka penulisan modul dan dapat digunakan untuk kedalaman materi modul dalam setiap jenjang diklat.
2.        Petunjuk yang harus dilakukan peserta didik dalam mempelajari modul.
3.        Materi pelajaran yang lalu sebagai pemantapan, terutama yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan.
Pengaturan Muatan Konsep Modul
Modul memerlukan pengaturan muatan konsep untuk lebih memotivasi peserta didik. Ada beberapa cara untuk mengatur muatan konsep adalah sebagai berikut : pertama, kepadatan informasi, Kedua, simulasi tambahan.



DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih Fajriah Liny. 2011. Pengembangan Modul Berbasis Learning Cycle dengan Penekanan pada Tahap Engagement dalam Pembelajaran Sistem Pernafasan di SMA, Semarang: UNNES.
Dharma Surya. 2008. Penulisan Modul, Jakarta : Ditjen PMPTK.
M. Hosnan. 2016. Etika Profesi Pendidik. Bogor : Ghalia Indonesia.
Mukhtar dan Iskandar, 2012. Desain Pembelajaran Berbasis TIK, Jakarta:Referensi.
Purwanto, et all. 2007,  Pengembanagn Modul. Jakarta : Depdiknas.
Sukiman, 2015. Pengembangan Media Pembelajaran, Yogyakarta : Pustaka Instan Madani.





[1] Purwanto, Et All, Pengembanagn Modul. (Jakarta : Depdiknas, 2007),Hlm. 9-10
[2] M. Hosnan, Etika Profesi Pendidik. (Bogor : Ghalia Indonesia. 2016).Hlm. 147
[3] Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran (Yogyakarta : Pustaka Instan Madani, 2015).Hl 131
[4] Purwanto, et all, Pengembanagn Modul. (Jakarta : Depdiknas, 2007),Hlm.10
[5] Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran (Yogyakarta : Pustaka Instan Madani, 2015).Hlm. 133
                                 
                [6] Surya Dharma, Penulisan Modul, (Jakarta : Ditjen PMPTK, 2008), Hlm. 5
[7] Fajriyah Liny Budiningsih, Pengembangan Modul Berbasis Learning Cycle dengan Penekanan pada Tahap Engagement dalam Pembelajaran Sistem Pernafasan di SMA, (Semarang: UNNES, 2011),hlm. 19-20

[8] Surya Dharma, Penulisan Modul, (Jakarta : Ditjen PMPTK, 2008), Hlm. 12

[9] Ibid. hlm. 13
[10] Ibid. hlm. 14
[11] Ibid. hlm. 15
                [12] Mukhtar dan Iskandar.Desain Pembelajaran Berbasis TIK.(Jakarta:Referensi, 2012) hal278

Full Document dapat dilihat link di bawah ini....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar